Pada hakikatnya, tiap-tiap kita tidak dapat memilih akan
dilahirkan dimana, tanggal berapa, dan oleh keturunan apa. Kita hanya
dianjurkan memilih akan menjadi pribadi yang bagaimana
Lahir
dan menjadi keturunan siapa bukan suatu penghinaan, ialah anugerah. Itu
kehendak dan kuasa Allah sedang kita tak dapat melawan takdir atas apa
yang ia inginkan. Namun, Allah selalu saja baik menuaikan rahmat-rahmat
dan lebih mengetahui apa yang pantas untuk disandingkan pada hambanya.
Maka, bersyukurlah!
Perihal
pilihan setelah lahir dan bertambah usia, kita akan dihadapkan pada
banyak pilihan daaaannn..... Inilah real life yang sebenar-benarnya akan
kita tapaki
Memasuki
usia 20 tahun ke atas memang bukan perkara mudah, semua harus dilalui
dengan senantiasa melapangkan hati yang benar-benar luas, bahkan
keluasan itu harus mampu menurunkan egomu, menebarkan senyum legitmu,
dan menerima perasaan-perasaan kecewa atas apa yang tidak dikehendaki
Akan
muncul berbagai rasa negatif yang menganggu pikiranmu, insecure, life
crisis, toxic relationship, kecewa dan berbagai perasaan-perasaan
negatif lainnya
Kita
akan menjadi semakin sering membandingkan diri dengan perolehan yang
diraih orang lain. Fisik yang tak begitu cantik/tampan, lingkup
pertemanan yang cenderung "itu-itu saja", sifat pendiam yang sebenarnya
ingin sekali kamu lawan, belum juga wisuda, atau prestasi yang tidak
bertambah atau tak ada sama sekali.
Akhirnya mulai timbul pertanyaan yang membuat hasad seperti,
"kenapa aku ga kek dia ya?"
"eh punyaku ga dibalas yang dia kenapa dibalas ya?"
"aku kemarin ngasih dia wah bgt, dia kok ga ngasih balik?"
"bisa ya dia dapet banyak gitu, aku ga bisa dapet sm sekali, yang deketin jg ga ada"
"dia udah kerja, aku belum jg kenapa ya?"
Sadar
tidak sadar, semua pertanyaan tersebut timbul dari berbagai faktor di
hidup kita, salah satunya adalah faktor keluarga dan lingkungan.
Mungkin, sebagian dari kita pernah dirong-rong dengan pertanyaan dan
perbandingan negatif seperti,
"dia udah wisuda loh, kamu kapan?"
"coba deh liat si A, liat dia udah kerja kamu hidup cuma tiduran wae sia"
"tu kan, kamu tu ceroboh. Kamu tu terlalu sering bla bla bla"
"maaf ya aku lupa bener (padahal kita inget)"
"Coba kamu ga masuk disana, tu liat si A masuk ini nasibnya jauh lebih bagus"
Sebenarnya,
masih banyak kalimat negatif lainnya. Mungkin bisa kamu bayangkan
sendiri kalimat apa saja yang sering bikin kamu sakit, tapi jangan
terlalu sering yah cukup lintaskan saja.
Kalimat
itu ga hanya kamu yang rasain, tapi aku juga kok kita sama. Setelahnya
timbul berbagai macam penyakit hati, iri, dengki, kecewa sama diri
sendiri yang kemudian muncul sifat membanding-bandingkan diri dengan
orang lain
Ahhh memasuki usia 20 tahun ke atas memang semenantang ini
Kecewa saat semua harapan tidak sesuai dengan apa yang terjadi
Sakit hati ketika melihat orang yang dicinta, mencintai orang lain
Kesal berada di suatu lembaga yang membuat hati tak tenang, misalny teman-teman yang tak sejalan dan visi yang berbeda
Iri ketika melihat teman sudah punya apa yang belum kita punya
Marah apabila semua hal tak sesuai keinginanmu
Baper berlebihan mengenai semuanya
Namun,
ada banyak pilihan hidup yang bisa kita jalani, berperan penting dalam
hal-hal dan agenda yang positif atau memilih terjerambat dalam
kekelaman niscaya negatif tersebut. Itu pilihanmu.
"Namun, tetap pastikan bahwa jalan itu akan terus membawamu pada kebaikan"
Usia
20 tahun ke atas adalah waktunya membuat perubahan! Menerima! menerima
dengan hati yang luas bahkan terbentang lebih luas tentang semua hal
yang terjadi dan yang paling penting adalah mensyukuri dirimu dengan apa
adanya
Kita sudah
terlalu sering menyakiti diri sendiri, membuat luka yang berasal dari
luar terus menganga tanpa diobati, lama-lama luka tersebut menjadi
busuk. Jangan sampai, sebelum waktunya masih tersedia
Maka
segeralah meminta ampun pada diri sendiri, meminta maaf atas perilaku
dzalim yang dilakukan terus menerus tanpa bersalah. Kasihan hatimu, beri
jeda untuk luka, karena kita pantas bahagia!
Lalu perlahan, redam semua perasaan negatif itu dengan kata
"Mengontrol"
Diawali
dengan satu kata tersebut, kita bisa mulai melatih diri untuk
menghilangkan satu demi satu perasaan negatif yang ada pada diri kita.
Ikhlas ketika mengetahui hal yang membuatmu benar-benar sakit
Sabar ketika harapan tak sesuai kenyataan
Diam ketika terjadi perselisihan yang ketika kita bicara akan semakin membuat runyam
atau menanamkan kalimat penenang hati oleh Boy Candra ini,
"Tidak semua harus dikejar, mungkin bisa tahun depan. Ya, namanya juga hidup "dia" lebih beruntung saja. Mau diapain lagi, Ya udah."
atau menanamkan kalimat penenang hati oleh Boy Candra ini,
"Tidak semua harus dikejar, mungkin bisa tahun depan. Ya, namanya juga hidup "dia" lebih beruntung saja. Mau diapain lagi, Ya udah."
Menumbuhkan sifat dewasa itu perlu, belajarlah!
Akan banyak hal yang lebih menantang lagi, persiapkan lebih matang ketika menghadapi orang lain dan dirimu sendiri
Kadangkala, untuk meredam semua perasaan negatif dari luar, kita perlu menutup kedua telinga untuk menganggap semuanya terserah
Bersikap
bodo amat itu perlu! Maka segerakanlah! Semua ini bertujuan untuk
mengobati lukamu atau menghindari luka baru yang akan muncul
Daaannnn
Jangan
lupa niatkan semua perubahan ke arah positif karena Allah, Allah
benar-benar akan menolongmu. Ingat terus firman ini, “Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri
mereka sendiri,” (QS. Ar-Ra'd:11)
Semua
bergantung dari diri kita, maka ketika keadaan itu buruk tinggalkanlah
untuk melangkah ke arah lebih baik. Pelan-pelan saja, satu tapak demi
tapak. Kamu yang mengontrol dirimu sendiri, tidak perlu cepat-cepat dan
bekejar-kejaran hidup bukan ajang perlombaan, kecuali amal ibadah.
Segala
sesuatu yang diniatkan karena Allah, akan ia bantu jalannya dari
pintas-pintas yang tak terduga, pada akhirnya nanti semua bentuk
keindahan akan tersematkan secara otomatis
Dan
terus saja ingat bahwa perlakuan buruk orang lain terhadap diri kita di
masa lalu, hari ini, dan yang akan datang, adalah sebuah pelajaran
besar bahwa kita tak boleh sama sekali menanamkan sifat dendam, jangan
sampai apa yang terlontar dari lisan kita membuat sakit hati manusia
lain, apalagi jika sampai membekas di hati mereka, hal ini akan berujung
sia-sia karena memunculkan sifat negatif baru lagi.
Maka
mari belajar untuk tidak baper terhadap apapun, kita kuat karena kita
bisa menerima semuanya. Jangan lupa berperan untuk menjadi manusia yang
berguna agar society sehat dapat pelan-pelan tercipta sebagaimana mestinya
Semangat
Maka, ini waktunya membuat perubahan!
Bismillah
Komentar
Posting Komentar