Mengetahui sosok manusia pejuang Islam yaitu Badiuzzaman Said Nursi sangat mengagumkan memang, kadang kala membuat para mujahid lainnya merasa iri dan cemburu melihat perjuangannya dalam menegakkan keistiqomahan di jalan Islam. Namun, cerita ini bukan tentang beliau yang mulia, tapi tentang Said yang lain, Said yang juga berjuang atas keislamannya. Said yang masih duduk dibangku perkuliahan, kali ini berasal dari Indonesia, bukan Turki maupun Nevada.
Beliau ini adalah anak yang cukup aktif dikampus, baik di akademis maupun organisasi. Cukup banyak organisasi yang beliau ikuti, mulai dari Badan Eksekutif, keilmiahan, keagamaan, dan kemanusiaan/kerelawanan. Kerennya beliau bisa me-manage waktu untuk apa-apa yang beliau pilih. Aku mengenalnya sebagai sesuatu yang sangat berharga, pria yang mencintai buku dengan sangat elok, mahasiswa yang ideologis, tidak humble tidak juga kaku, namun sangat menjaga caranya bergaul tentang caranya bertindak, tertawa, dan berperilaku dengan banyak manusia. Ia bisa menyesuaikan tempat dimana ia singgah, tapi tidak untuk kedzaliman. Setahuku, dan kata temannya juga beliau tidak pernah bergaul dengan anak-anak tongkrongan yang merorok, berkata kasar, dan begajulan. Mungkin begitulah cara Allah menjaga orang baik sepertinya.
Buku yang paling sering ia baca salah satunya adalah ensiklopedia akhir zaman, aku selalu merinding dan takjub ketika beliau menceritakannya kembali padaku. Selain itu, dia suka sejarah. Selain Sirah Nabawiyah, dia juga suka membaca Daulah Fathimiyah, Daulah Bani Saljuk, dan Daulah Ayyubiyah. Said adalah pria yang patut diapresiasi atas kebiasaan-kebiasaan baik yang ia ciptakan. Beliau berhasil menggeser statement di masyarakat tentang laki-laki apatis dan laki-nakal. eheh...
(sebelumnya, aku mau bilang kalau pada cerita kali ini aku gak akan mendeskripsikan fisiknya seperti apa, silahkan teman-teman bayangkan sesuai ekspetasi teman-teman sendiri :)
Kami berjumpa di salah satu kantin fakultas yang menjadi salah satu tempat tongkrongan dan diskusi mahasiswa organisasi, sebenarnya tidak ada pembedaan atau batasan antara mahasiswa organisasi dengan mahasiswa lainnya, cuma memang biasanya mahasiswa yang hobby nyanyi, ketawa-ketawa, dan tidak masuk mata kuliah, tongkrongannya ada di belakang fakultas. Ramai memang, tapi cewek-cewek suka jarang kesana karena takut digodain. Kecuali ukhti-ukhti syar'i, siapa memang yang mau menggoda kecuali lelaki itu brengsek? kadangkala mereka ini jarang sekali dilihat bahkan mungkin dianggap tidak ada oleh pria-pria nakal wkw, segan mungkin?
Yang pada saat itu memang sedang diadakannya diskusi mengenai polemik isu negara, gratis dan terbuka untuk umum. Diskusinya santai dan membuat siapa saja yang menyimaknya akan menjadi lebih kritis dari biasanya. Said adalah salah satu pembicara disana, selain fisik aku mulai kagum padanya ketika ia menyampaikan materi dengan bijak dan mencoba objektif tentang isu yang sedang dibahas.
lanjut besok yah sudah larut :)
Komentar
Posting Komentar